Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, sebab hampir semua jenis tumbuhan dapat tumbuh di negeri ini. Ya, Sebanyak 5.131.100 keanekaragaman hayati di dunia, 15,3% nya terdapat di Indonesia. Tak heran jika Indonesia menempati peringkat kedua dunia setelah Brasil dalam hal keanekaragaman hayati.
Kekayaan hayati yang terdapat di Indonesia ini, tentunya memberikan segudang manfaat bagi kehidupan manusia. Mulai dari sumber pangan, sandang, papan, sumber obat-obatan hingga bahan kosmetik.
Sebagai sumber pangan misalnya, manusia memanfaatkan kekayaan hayati yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Pun begitu bila dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik, manusia memanfaatkan keanekaragaman flora yang terdapat di Indonesia. Misalnya, ekstrak lidah buaya digunakan untuk bahan baku pembuatan shampo atau minyak melati digunakan sebagai parfum.
Banyak sekali kan manfaat dari keanekaragaman hayati?
Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus bijak dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati agar keseimbangan ekosistem yang ada di bumi ini tetap terjaga. Sebab, ekosistem yang tidak seimbang akan berdampak pada kehidupan manusia kelak.
Perubahan iklim dan cuaca yang terjadi belakangan ini misalnya, merupakan salah satu dampak dari ketidakseimbangan ekosistem. Tak hanya itu, banyaknya berita terkait hewan-hewan liar yang keluar hutan untuk mencari makan lalu menyerang penduduk juga merupakan dampak dari ketidakseimbangan ekosistem. Bahkan bencana banjir yang baru-baru ini terjadi juga merupakan akibat dari ketidakseimbangan ekosistem.
Ya, amat disayangkan, manusia menjadi lalai dan malah melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap hutan dan lautan. Pohon-pohon ditebang dan digunduli tanpa melakukan penanaman kembali.
Mengapa Hutan Di Gunduli?
Hutan di Indonesia hampir didominasi oleh produk berupa kayu. Nah, kayu ini sangat bermanfaat untuk keberlangsungan hidup manusia. Mulai dari kebutuhan sandang seperti keperluan untuk membangun rumah, untuk produk furniture atau meubel hingga sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas.
Data menunjukkan, 65-97 juta pohon ditebang untuk memenuhi kebutuhan kertas. Penebangan pohon yang dilakukan secara terus menerus tanpa diimbangi dengan reboisasi ini dapat berakibat fatal terhadap kerusakan lingkungan.
Oleh karenanya, untuk mencegah penggunaan kayu yang berlebihan, perlu dikembangkan bahan alternatif pengganti kayu, khususnya dalam pembuatan kertas. Tujuannya tentu saja untuk menjaga bumi dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Sebagai Solusi Yang Saya Lakukan Dalam Menjaga Bumi Dan Keanekaragaman Hayati
Sebagai seorang alumni mahasiswa kimia yang bergabung disebuah kelompok penelitian disalah satu universitas di Jakarta, saya cukup miris melihat penurunan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia. Terlebih saat mendengar pohon-pohon ditebang dan digunduli secara liar.
Bayangkan, jika setiap tahunnya sebanyak 65-97 juta pohon ditebang, berapa banyak hutan-hutan yang gundul? Padahal, hutan memiliki banyak fungsi terutama sebagai paru-paru dunia.
Alhasil, saya dan teman-teman peneliti mencoba menelisik lebih jauh terkait permasalahan hutan gundul ini. terutama pada permasalahan kayu yang dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas.
Hasil riset yang saya lakukan menunjukkan bahwa bahan utama kertas adalah selulosa. Dan kayu memiliki kadar selulosa sebanyak 45%. Oleh karena itu, saya pun mencoba mencari bahan alternatif pengganti kayu dalam pembuatan kertas.
Lalu setelah melalui serangkaian observasi dan riset, ternyata salah satu bahan dengan kandungan selulosa yang tinggi, namun masih belum banyak dimanfaatkan adalah kulit durian. Kulit durian diketahui memiliki kandungan selulosa sekitar 50-60%, serta kandungan lignin dan pati masing-masing sebesar 5%.
Selain itu, produksi durian di Indonesia terbilang tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 produksi Durian mencapai 492.123 ton dan meningkat pada tahun 2011 yaitu mencapai 883.969 ton sedangkan pada tahun 2012, produksi buah durian mencapai 888.130 ton.
Mengingat kandungan selulosa yang tinggi serta ketersediannya yang melimpah, maka kulit durian berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan alternatif dalam pembuatan kertas. Selain itu, kebanyakan masyarakat hanya mengkonsumsi daging buahnya saja. Padahal jumlah bagian buah durian yang dapat dimakan hanya sekitar 20-35%, sedangkan sisanya berupa limbah, yaitu biji sekitar 5-15% serta kulit yang mencapai 60-75% dari bobot total buah.
Bahkan di kota Pontianak, pada saat musim buah durian tiba, limbah kulit durian yang dihasilkan bisa mencapai 100 ton per hari. Limbah kulit durian tersebut hanya dibuang menjadi sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemanfaatan terhadap kulit durian.
Penelitian Limbah Kulit Durian
Berangkat dari permasalahan tersebut, saya pun optimis untuk melakukan penelitian. Meski dalam perjalanannya menuai beberapa kali kegagalan yang membuat saya menjadi patah semangat. Tapi, Alhamdulillah saya bisa bangkit dan melanjutkan kembali penelitian tersebut.
Berkat kesabaran, penelitian saya pun berbuah manis. Setelah 1,5 tahun berjuang akhirnya hipotesa awal saya terbukti bahwa kulit durian bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan kertas. Ya, bisa menggantikan peranan kayu.
Berikut ini adalah produk kertas, hasil dari penelitian yang saya lakukan.
Adapun proses pembuatan kertas dilakukan secara kimiawi, yaitu melalui proses pengeringan dan penggilingan, penghilangan lignin, pemutihan (bleaching) dan pencetakan kertas.
#1. Proses Pengeringan dan Penggilingan
Proses pengeringan dilakukan dengan memanaskan kulit durian bagian dalam yang telah dipotong-potong menjadi bentuk dadu ke dalam oven. Pengeringan dilakukan selama kurang lebih 2 jam pada suhu 100 derajat Celcius. selanjutnya dillakukan penggilingan menggunakan blender untuk menghasilkan serbuk kulit durian. Hasil penggilingan diayak menggunakan saringan 60 mesh agar didapatkan sampel yang halus.
#2. Proses Penghilangan Lignin
Proses penghilangan lignin atau yang secara kimia disebut sebagai delignifikasi bertujuan untuk menghilangkan kadar lignin sehingga didapat kadar selulosa murni.
#3. Proses Pemutihan (bleaching)
Bleaching merupakan tahap pemutihan agar dihasilkan kertas yang berwarna putih bersih.
#4. Pencetakan Kertas
Setelah didapatkan sampel yang sesuai, selanjutnya dilakukan pencetakan kertas. Lalu dilakukan berbagai pengujian seperti daya tarik, gramatur dan sebagainya agar didapat kertas yang sesuai dengan SNI.
Ya, itulah salah satu upaya yang bisa saya lakukan untuk menjaga bumi dan biodiversity. Setidaknya dari penelitian tersebut, bisa menjadi bahan rekomendasi apabila ingin mencari bahan alternatif pengganti kayu dalam pembuatan kertas.
Dari penelitian tersebut juga bisa menjadi edukasi bagi masyarakat sehingga harapannya hasil penelitian ini dapat diimplementasikan. Semoga mulai dari ruang lingkup yang kecil, pemanfaatan limbah kulit durian ini bisa terus berkembang hingga ruang lingkup yang lebih besar lagi sehingga kebermanfaatannya akan lebih maksimal. Dengan demikian, bumi dan keanekaragaman hayati semakin terjaga.
Upaya Sederhana Yang Saya Lakukan Demi Menjaga Bumi Dan Keanekaragaman Hayati
Selain melakukan penelitian tersebut, dalam kehidupan sehari-hari, saya juga berupaya untuk melakukan hal-hal sederhana yang sekiranya dapat bermanfaat untuk menjaga bumi serta mendukung pelestarian lingkungan. Adapun hal-hal yang saya lakukan yaitu sebagai berikut :
#1. Melakukan Penghijauan
Salah satu cara yang saya lakukan untuk mendukung pelestarian keanekargaman hayati adalah dengan melakukan penghijauan, yakni dengan menanam berbagai tanaman di halaman rumah. Tidak hanya tanaman hijau saja, tetapi juga berbagai jenis bunga dan sayur-sayuran seperti tomat, cabai, dan lainnya. Dengan cara ini, tentunya kita telah turut serta berperan dalam menjaga keanekaragaman hayati.
#2. Bijak Menggunakan Kertas
Mengingat jutaan pohon ditebang untuk memenuhi kebutuhan kertas maka kita harus bijak dalam menggunakan kertas. Gunakan kertas dua sisi untuk mencetak dokumen-dokumen yang tidak terlalu penting. Pun pada kertas-kertas bekas jangan terburu-buru dibuang, sebab masih bisa dimanfaatkan kembali dengan cara didaur ulang sehingga dihasilkan barang yang memiliki nilai guna lebih tinggi. Dengan menghemat kertas maka kita telah berperan dalam menyelamatkan hutan Indonesia.
#3. Tidak Membawa Hewan Atau Tumbuhan Langka Saat Piknik Atau Berkemah
Berbagai tanaman langka yang saya jumpai saat mendaki gunung |
"Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak, jangan mengambil apapun kecuali foto, jangan membunuh apapun kecuali waktu"
Kalimat tersebut lah yang saya tanamkan dalam diri ketika sedang melakukan sebuah perjalanan, baik itu mendaki gunung maupun sekedar piknik-piknik cantik. Ya, ketika melakukan sebuah pendakian seringkali saya menjumpai berbagai tanaman langka yang unik dan cantik. Hal tersebut, tak jarang membuat kebanyakan orang tergoda untuk membawanya ke rumah. Padahal belum tentu kita dapat merawatnya dengan baik. Alhasil, tanaman menjadi mati, spesiesnya pun menjadi semakin langka. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab menurunnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, mulai dari sekarang yuk kita sama-sama bijak ketika sedang piknik atau berkemah dengan menjaga kelestarian lingkungan.
#4. Tidak Memelihara Hewan atau Tumbuhan Langka yang Rawan Punah
Memelihara hewan atau satwa langka dapat mengancam populasi satwa itu sendiri. Hal ini mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, mari kita memelihara yang wajar-wajar saja seperti kucing, kelinci dan sebagainya. Pun begitu dengan tumbuhan, tanam tumbuh-tumbuhan yang umum saja demi menjaga kelestarian lingkungan.
#5. Membuang Sampah Pada Tempatnya
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang sulit untuk diatasi. Data menunjukkan pada tahun 2019, jumlah sampah di Indonesia mencapai 67 juta ton. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan berbagai macam bencana, seperti banjir. Tak hanya itu, berbagai sampah yang tidak sengaja termakan oleh hewan dapat mengganggu kesehatan hewan tersebut sehingga pada akhirnya akan terjadi kemerosotan keanekaragaman hayati.
Oleh karena itu, membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu cara yang paling sederhana dan mudah dilakukan untuk mendukung pelestarian lingkungan. Sebab, kalau bukan kita, siapa lagi?
#6. Tidak Membuang Limbah Ke Lingkungan
Salah satu limbah berbahaya yang dihasilkan dari aktivitas sehari hari adalah limbah rumah tangga yang berasal dari sisa air cucian yang mengandung detergen dan sabun. Limbah ini dapat mencemari tanah dan merusak ekosistem air.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memasang alat penyaring pada saluran air di kamar mandi, memperhatikan aliran air ke saluran buangan dan membuat saluran air kotor serta bak peresapan.
#7. Menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Mengingat jumlah sampah yang terus mengalami peningkatan serta dapat mengancam keanekaragaman hayati maka kita perlu menerapkan 3R, yaitu
Reduce (Mengurangi)
Sebagai konsumen yang cerdas, ada baiknya kita mengurangi pembelian barang-barang yang tidak dibutuhkan. Saat membeli barang, usahakan memilih produk yang menghasilkan limbah seminimum mungkin. Karena semakin sedikit sampah yang kita hasilkan, semakin kecil pula kontribusi kita terhadap menurunnya keanekaragaman hayati.
Reuse (Menggunakan Kembali)
Ini merupakan salah satu cara yang patut untuk diterapkan. Penggunaaan kembali barang-barang dapat meminimalisir jumlah sampah sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu hal yang saya lakukan dalam meminimalisir sampah adalah dengan membawa tas belanja saat pergi ke warung atau supermarket, membawa tumbler atau botol minum dari rumah saat bepergian agar mengurangi sampah botol plastik. Selain itu bisa juga dengan menggunakan sedotan sendiri saat membeli minuman di cafe atau resto.
Hal-hal kecil tersebut sangat berdampak pada kelestarian bumi. Sebab, data menunjukkan bahwa setiap harinya Indonesia menghasilkan lebih dari 93 juta sampah hanya dari sedotan plastik. Jadi, mari sama-sama kita menjaga bumi demi generasi mendatang.
Recycle (Daur Ulang)
Alih-alih membuang sampah ke TPA, lebih baik kita memanfaatkannya dengan cara melakukan daur ulang. Sampah dari botol plastik atau bekas kaleng cat misalnya, dapat kita gunakan sebagai pot tanaman atau pipa bekas dapat digunakan sebagai jemuran. Mudah kan?
#8. Mengonsumsi Produk Lokal
Membeli berbagai buah-buahan atau sayuran lokal juga merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendorong keanekaragaman hayati. Sebab, hal tersebut dapat menjaga lingkungan dan melestarikan keanekaragaman sumber pangan.
Dengan mendukung produk lokal, itu artinya varietas dan jenis tumbuhan yang dibudidayakan semakin banyak sehingga dapat menghindari terjadinya penurunan keanekaragaman hayati.
#9. Mengurangi Emisi Karbon
Emisi karbon dapat berdampak pada keanekaragaman hayati, salah satunya yaitu terjadi perubahan iklim yang mengakibatkan lenyapnya habitat alami sehingga mendorong spesies terancam kearah kepunahan.
Hal sederhana yang cukup mudah dilakukan untuk mengurangi emisi karbon adalah dengan berjalan kaki atau naik sepeda jika ingin bepergian dengan jarak yang tidak terlalu jauh, menumpang mobil dengan rekan kerja atau menggunakan transportasi umum agar dapat mengurangi bahan bakar serta menggunakan peralatan elektronik yang efisien dalam konsumsi energi.
#10. Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekitar
Turut serta menjaga lingkungan sekitar, seperti mengikuti kegiatan kerja bakti juga dapat mendorong keanekaragaman hayati di wilayah tersebut. Sebab, lingkungan yang bersih dan sehat akan berdampak pada tumbuhan dan hewan yang tinggal didalamnya. Tumbuhan dan hewan ikut sehat sehingga populasinya pun terjaga.
Melindungi Keanekaragaman Hayati Bersama MSIG
Mengingat keanekaragaman hayati yang terus menerus mengalami kemerosotan, PT. MSIG Insurance Indonesia yang merupakan bagian dari grup asuransi MS & AD memiliki sebuah program untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.
PT. MSIG Insurance Indonesia merupakan asuransi umum (Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerusakan atau kerugian harta benda) yang memiliki misi untuk turut serta dalam menjaga bumi. MSIG juga menyediakan produk layanan berupa asuransi harta benda yang dapat menjamin kerugian atau kerusakan harta tertanggung akibat bencana.
Adapun program yang dilakukan oleh MSIG dalam rangka mendukung pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, diantaranya yaitu.
#1. Memulihkan Hutan Hujan Untuk Mempertahankan Ekosistem Dan Memerangi Perubahan Iklim
Pada akhir tahun 1990-an, hutan hujan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Pulau Jawa hancur karena pembalakan liar oleh penduduk lokal selama krisis ekonomi. Oleh karena itu, sejak tahun 2005, MSIG bekerja sama dengan Departemen Kehutanan di Indonesia, Asuransi Mitsui Sumitomo, Jepang, untuk aktif memulihkan dan merehabilitasi hutan Suaka Margasatwa Paliyan.
Hutan hujan yang dipulihkan diperkirakan akan menyerap sekitar 70.000 ton karbon dioksida dalam 20 tahun ke depan. Selain itu, tutupan hutan akan membantu mengurangi terjadinya banjir dan tanah longsor di daerah tersebut.
Adapun prestasi yang telah didapat hingga saat ini yaitu :
- 300.000 pohon ditanam
- 23 spesies burung tambahan yang didokumentasikan
- 9 spesies kupu-kupu tambahan yang didokumentasikan
- 19 sekolah berpartisipasi dalam pendidikan lingkungan
- 165 guru dilatih dalam pendidikan lingkungan
- 97.057 bibit didistribusikan
- 185 rumah tangga lokal dilatih dalam metode penanaman
#2. Memberdayakan Generasi Masa Depan Melalui Pendidikan Keanekaragaman Hayati
PT. MSIG Indonesia juga melibatkan siswa di sekolah-sekolah tertentu dengan kegiatan langsung dan juga memberikan edukasi mengenai betapa pentingnya melakukan pelestarian lingkungan. Kegiatan tersebut telah dilakukan di SDN Grogol Utara 01 Jakarta.
MSIG asuransi beserta karyawannya melaksanakan kegiatan edukasi berupa “Kelas Kreatif Keanekaragaman Hayati MSIG Indonesia”. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menanamkan pola pikir kepada murid-murid sekolah dasar bahwa kehidupan kita amat bergantung kepada keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini.
Dalam acara tersebut, MSIG Indonesia mengadakan serangkaian kegiatan menarik dan edukatif seperti story-telling mengenai keanekaragaman hayati yang bertujuan untuk memberikan pemahaman keanekaragaman hayati dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak. Tak hanya itu, MSIG juga mengadakan kegiatan menghias botol plastik bekas untuk melatih kreativitas anak-anak sekaligus mengajarkan nilai yang masih dimiliki oleh barang bekas dan kegiatan menanam pohon bersama para karyawan MSIG Indonesia.
Yuk, Jaga Bumi Kita Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik
Semoga dengan upaya-upaya sederhana yang dilakukan tersebut dapat berdampak positif terhadap lingkungan serta dapat menjaga bumi dari kerusakan. Oleh karena itu, mulai dari sekarang, yuk kita sama-sama berupaya untuk menjaga bumi dan keanekaragaman hayati. Karena menjaga bumi dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Yuk, sayangi bumi kita untuk masa depan yang lebih baik. Mari kita sama-sama menebarkan semangat untuk beraksi memperbaiki bumi agar generasi mendatang masih bisa merasakan keberlangsungan bumi.
Salam,
- Pengalaman pribadi
- Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia [APKI]. 2006. Direktori Pulp dan Kertas Indonesia. Jakarta: APKI
- https://id.wikihow.com/Membantu-Melindungi-Keanekaragaman-Hayati
- https://ilmugeografi.com/biogeografi/manfaat-keanekaragaman-hayati
- Mansur, Irdika dan Tuheteru, Danu F.2010. Kayu Jabon. Penebar Swadaya: Jakarta, hal. 106
- www.bps.go.id
- wwf.or.id
- www.msig.co.id
Sumber Gambar & Video :
- Dokumen pribadi
- www.pngtree.com
- Channel youtube MSIG
Infografis :
- Tia Widiastuti diolah dengan canva
Bener2 pagi pagi disuguhin artikel yang sangat bergizi nih aku mak tia
ReplyDeleteSoalnya pas banget lagi sama musim durian, yang which means banyak orang beli durian tapi setelahnya limbah kulitnya ngejogrog begitu aja, mana tiap beli ga cuma satu glundung yekan, tapi bisa 4-5 atau lebih, palagi klo lagi banying2an harga, borong banyak tuh nyampe kulitnya pun numpuk-numpuk
Ga taunya kalau kitanya ada inovasi dan kreasi ya bisa aja dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai tambah
lah iya ya, sekarang lagi musim durian yak..
Deletelumayan pas berarti moment nya posting ini.. hehe..
Nah, betul banget mak. gak mungkin beli 1 biji ye kan, gak berasaa.. haha..
makanya krn kebetulan ku suka makn duren, jadilah saat itu tercetus ide penelitian ini.. :D
Baru tahu kalau kulit durian bisa dijadikan kertas untuk menggantikan kayu. Semoga saja penelitian ini didukung oleh pemerintah agar penebangan kayu hutan bisa dikurangi, apalagi produksi durian cukup banyak, mencapai 880 ribu ton per tahun.😄
ReplyDeleteAmiinn mas,
Deleteharapannya begitu. Ada yang implementasikan penelitian ini..
Oh ya, kertas dari kulit durian itu masih bau durian tidak ya? Takutnya nanti dimakan kalo orang lagi lapar apalagi yang hobi durian..😂
ReplyDeletewkwk.. gak kok mas..
Deletekan sudah melalui proses kimia, jadi gak ada bau2 durennya sama sekali.. :D
Oh jadi udah ngga ada bau durennya gitu ya, takutnya kalo masih ada bau duren, nanti yang jual SOP duren bahannya bukan dari duren tapi dari kertas...😂🤣
Deletewakakakak.. ngerii jugak.. biar gak jd limbah, dimakan sekalian tuh kertasnyaa.. wkwkwk
DeleteWah, bagus juga hasil penelitiannya mbaaaa. Semoga bisa dibaca oleh RAPP agar mereka menggunakan kulit durian juga sebagai option pembuatan kertas. Daripada jadi limbah juga karena kulitnya kan nggak berfungsi banyak setelah dimakan :D
ReplyDeleteOhya, saya pribadi juga sudah jarang pakai kertas sih sebenarnya. Dan sebisa mungkin mengurangi pemakaian kertas. Jadi sekarang kalau mau catat-catat selalu di notes handphone atau laptop saja. Biar nggak tambah sampah, meski kertas mudah didaur ulang :D
Semoga dengan jurnal yang mba Thya buat, semakin banyak orang aware terhadap pentingnya menjaga keanekaragaman hayati yang Indonesia miliki ya mbaaa. Dan semoga semakin banyak pemulihan lahan / area hijau diberlakukan di negeri ini. Turut senang karena PT MSIG Indonesia ikut serta merehabilitasi hutan :D
Amiinn.. Amiinn ya Alloh..
Deletenah, iya juga kak.. lebih baik catat2 di notes hp aja yaaa biar mengurangi limbah kertas
Dan sisi lain saya lihat sumber referensi tulisan nya lengkap nih. keren
ReplyDeleteBerarti harus mulai nyetok kulit durian nih dari sekarang. Ntar harganya bisa naik karena diburu pabrik kertas :P
ReplyDeletehahaha.. bisa aja kak :)
DeleteSemoga bisa terus berlanjut sampai level industri ya Mbak penelitiannya. Biar limbah kulit duriannya berkurang. Sayang banget tuh ya, ternyata cuma 20% dari buah durian yang bisa dimakan. Padahal kalau dikota besar harganya per kilo lho, dan itu ditimbang dengan kulitnya juga :(
ReplyDeleteAmiiinn..
Deleteiya, mbaa per kg tapi berat di kulit :D
wah inovasi yang menarik ya mba, saya baru tahu ternyata kulit durian pun bisa dibuat kertas. semoga bisa mengurangi penbangan pohon dan menyelamatkan bumi kita :)
ReplyDeleteAmiinn.. semoga bumi makin lestari..
DeleteKeren banget ini sih mba. Bisa lah diajukan ke konferensi internasional :D
ReplyDeleteAmiinn ya Alloh :D
DeleteSaya jadi bayangin, kertasnya wangi durian nih, lalu nggak tahan saya makan deh ahahahahahah *lebay.
ReplyDeleteBtw, kalau kreatif sebenarnya sampah di dunia ini tidak akan numpuk sebanyak yang ada sekarang ya.
Apapun bisa digunakan menjadi lebih manfaat.
Bahkan kulit buah-buahan gini ya.
Kalau saya reusenya baru sebatas mengumpulkan bungkus plastik untuk pot tanaman hehehehe
wakakak.. yakali mau dimakan jugak. tapi tenang kok, kertasnya aman gak ada wangi2 durian.
Deletemengumpulkan bungkus plastik juga udh oke bnget mba rey utk jaga lingkungan..
hahaha, jangan sampai deh ada wangi-wangi duren, bikin nggak konsen kan ye :D
DeleteDikira kripik duren entar hahaha.
Btw, menghijaukan hutan tuh penting banget, sedih rasanya di mana-mana hutan pada gundul, bahkan di beberapa daerah bukitpun jadi rata oleh penambangan.
Udah gitu dibiarin gitu aja, kasian masyarakat menanti banjir :(
Di Pekanbaru surganya durian, tapi saya baru tau itu limbah kulitnya bisa diolah lagi...kayaknya disini blm ada deh :( setuju bgt kita harus jaga bumi mulai dari langkah2 sederhana yg bisa kita lakukan sendiri utk anak2 kita di masa depan.
ReplyDeleteduh, boleh dikirimin duriannya ke jakarta mba? gak usah pakai kulitnya.. wekekek..
Deletebetul mba, mulai dari hal-hal sederhana utk jaga bumi..
wahhh,, keren banget mbakk pemilitiannya, moga2 aja ada brand yang tertarik melanjutkan penelian ini.. hahaha
ReplyDeleteAmiiinnn..
Deletedulu cita-cita ku bisa kerjasama ama industri kertas.. hehe
Andaikan digunakan sebagai bahan produksi skala besar, akankah mencukupi suplai BB nya?
ReplyDeletePerlu dilihat juga biaya produksi, kualitas dan ketersediaan BB jika kulit durian jadi alternatif pengganti batang2 kayu dari pepohonan. Permasalahan lingkungan yg hubungannya dengan produksi/ekonomi ya kadang gak semudah yang dibayangkan ketika dimeja laboratorium.
Tapi ini alternatif yang menarik
Nah, itu dia sih yang belum diperhitungkan..
Deletesemoga saja sih mencukupi atau bisa juga sebagai alternatif untuk sebagian kertas saja, seperti kertas bergambar, koran dll.. jadi gak melulu harus menggunakan bahan baku dari kayu..
Keren sekali mba bisa menemukan bahwa kulit durian ini bisa menjadi alternatif bahan pembuatan kertas berkat kandungan selulosanya. Semoga hasil penelitian ini nantinya bisa difollow up oleh pihak-pihak terkait sebagai langkah penyelamatan bumi dari pembalakan aneka pohon di hutan yang diburu sebagai bahan dasar pembuatan kertas.
ReplyDeleteAmiiiinnnnn..
Deletesemoga yaa mbaaa, seneng banget aku kalo bisa kerjasama dg pihak terkait :)
Memang kedepannya biodiversity makin jadi tren buat bahan bakar daur ulang.
ReplyDeleteKeren nih penelitiannya, sekarang yang penting sosialisasinya supaya para produsen kertas tahu akan hal ini. Sebaiknya dibikin video tutorial pembuatan kertas dari kulit durian agar secara visual mudah menjelaskannya.
Sayangnya juga di Indonesia ini, pemilahan sampah belum berlangsung merata. Moga kedepannya pemerintah makin perhatian tentang pemilahan sampah dengan kasih regulasi supaya sampah dapat mudah didaur ulang.
wah, ide yang menarik mbaa utk bikin video..
Deletesayang banget pas kemarin penelitian aku gak sempet videoin, saking terlalu fokus sama penelitiannya. jadi pengen ngulangin penelitian lagi utk bikin video.. huhu..
Tulisannya sangat informatif mbak, selama ini saya tidak paham bagaimana bermanfaatnya limbah kulit durian lho.. setelah baca tulisan ini jadi semakin paham dan ternyata banyak manfaatnya.. semoga tulisan ini banyak yang baca juga ya dan bisa juga diaplikasinya sebagai sirkular ekonomi juga ya mbak
ReplyDeleteAmiiinnn.. Amiiinnn.. berharap banget bisa diaplikasikan dalam skala besar..
DeleteWah bagus banget tulisannya mba. Dan sy baru tau kalau kulit durian itu bermanfaat juga ya. Oya saya tadinya mikir apa maksudnya membawa hewan atau tanaman langka, tapi sy baru sadar kalau maksudnya itu jangan mengambil tanaman langka saat mendaki atau berkemah ya. 🙂
ReplyDeleteiya mba, sangat bermanfaat juga kulit durian..
Deletehihi.. iya, gak boleh ambil tanaman langka maksudnya. Soale banyak juga para pendaki atau org2 yang camping pada ambilin tanaman2 untuk dibawa pulang..
Penelitiannya keren nih, kulit durian dijadikan kertas.
ReplyDeleteSemoga ada investor yang mau melirik proyek penelitian ini, agar kulit durian tidak sekedar jadi sampah.
Amiinn..Aminnnn.. semogaa aja yaa kak.. :)
DeleteKeren nih inovasinya. Membantu banget untuk penanganan limbah hijau terutama sisa makanan ya mbak.
ReplyDeletebetul banget mbaa..
DeleteWaaaww sumpah baru tau ini.. Ternyata kukit duren bisa diolah jdi bahan baku kertas... Edann sih..
ReplyDeleteKlo diseriusin bisa jdi prospek Bagus pas musim durian. Ketimbang dibuang jadi sampah dan nambah volume sampah doang
Wow, detaul, runut, dan amazing. Semoga dengan penemuan kulit durian senagai bahan alternatif untuk membuat kertas, busa menyelamatkan kayu di hutan hutan mana saja.
ReplyDeleteAhya Mbak, itu Mbak melkaukan penelitian sendirian?
iya mbaa.. sendirian banget penelitiannya..
Deletetapi dibantu juga sama beberapa senior ku di kampus dan juga dosen untuk konsul2 gituu..
Keren banget nih kak, semoga kulit durian ini lebih bisa dimanfaatkan jadi alternatif pengganti pohon untuk menghasilkan kertas.
ReplyDeleteAmiiinnn.. makasih mba arda..
DeleteSetuju banget kita harus menyadari dan menyangi bumi ini. Keren ya sekarang limbah durian pun bisa di olah... Baru tahu
ReplyDeleteiya mbaa.. sebenernya gak cuma kulit durian aja sih.. yg lain2nya juga bisa dimanfaatkan asal kita mau :)
DeleteBaru tahu nih ternyata kulit durian bisa diubah menjadi kertas, tapi emang harus dilakukan oleh yang lebih mengerti nih ya agar bisa mendapatkan hasil yg baik pula.
ReplyDeletehihi.. iya mba, betul..
Deletekerennnn bangetttt
ReplyDelete